Part-2: Modifikasi Jalur Kelistrikan & Mengganti Regulator Fullwave
Setelah memodifikasi alternator menjadi fullwave, kini saatnya mengganti regulator/kiprok bawaan motor dengan kiprok fullwave. Di sini saya menggunakan regulator milik Honda Tiger. Harga regulator ini sekitar Rp 250rb (branded AHM). Atau bisa menggunakan regulator Tiger produk lain (non-AHM) yanghanya berharga Rp 80rb.
Regulator fullwave 1-phase milik Honda Tiger
Regulator Tiger berukuran sedikit lebih lebar dibanding regulator bawaan Honda Beat. Jadi pinter-pinter menentukan lokasi pemasangannya
Usahakan nggak jauh dari posisi alternator dan aki, biar irit kabel, huehuehue
Regulator ini memiliki 5-pin … 3 pin di atas (kita urut menjadi pin #1, #2, dan #3) dan 2 pin di bawah (kita urut menjadi pin #4 dan #5).
Nah, sekarang sedikit mengubah jalur pengkabelan (
wiring) … Oia, jangan lupa melepas fuse 15A atau disconnect terminal “+” aki untuk mencegah aki short/konslet secara nggak sengaja pada saat instalasi kabel.
Oke. Masih inget, kabel dari spul/stator? Di situ terdapat 3 kabel standard (putih, kuning, dan biru-kuning) plus satu kabel tambahan (cokelat). Kabel putih merupakan jalur spul pengisian (charging), kuning sebagai jalur spul lampu, dan biru-kuning sebagai jalur pulser ke CDI. Sementara kabel tambahan (cokelat) merupakan perpanjangan (
extension) dari ground spul.
Gunakan multimeter (disarankan yang digital, lebih mudah dibaca) untuk mengukur kontinuitas jalur-jalur spul tersebut. Set multimeter ke range “
continuity” (baca buku petunjuknya).
Pasang
probe/tester multimeter, masing-masing ke kabel putih dan kabel tambahan. Multimeter harus berbunyi beep, menandakan kedua jalur terhubung dengan baik —
fullwave single-phase hanya menggunakan satu kawat tembaga.
Selanjutnya pasang
probe/tester multimeter masing-masing ke kabel putih dan rangka/ground. Kemudian antara kabel tambahan (cokelat) dan rangka/ground. Multimeter harus tidak berbunyi beep, karena jalur kabel putih dan jalur kabel tambahan nggak boleh terhubung langsung dengan rangka/ground DC.
Selanjutnya, cabut skun kabel kuning (jalur spul lampu) dari soket spul. Jalur ini nggak digunakan, mengingat lampu nantinya bakal mengambil suplai dari aki. Jika jalur aki terhubung dengan jalur spul akan membuat spul rusak/terbakar. Jadi pastikan kabel kuning dilepas dari soket spul. Jangan lupa diisolasi dengan rapat agar nggak konslet ke mana-mana.
Untuk kabel biru-kuning biarkan aja, karena ini merupakan jalur
pulser yang mengatur
timing pengapian pada CDI.
Lanjut ke regulator …
Usahakan untuk menggunakan soket untuk regulator Tiger. Kalo susah mendapatkannya, bisa dicari di toko-toko elektronik atau toko onderdil mobil. Biasanya dikenal dengan sebutan “soket 6-kaki baring”. Atau bilang aja soket kontak mobil. Nah, di soket regulator lama ada 4 kabel terpasang … merah (jalur positif aki), putih (jalur spul pengisian), hijau (jalur ground), dan kuning (jalur lampu). Pindahkan kabel merah ke pin #1 regulator Tiger. Lalu pindahkan kabel hijau ke pin #3 regulator Tiger. Kemudian pindahkan kabel putih ke pin #4 regulator Tiger. Untuk kabel kuning, paralelkan dengan jalur output kunci kontak (hitam) dan pindahkan ke pin #2 regulator Tiger. Pin #2 merupakan jalur monitoring tegangan. Di sini kita bakal memonitor tegangan aki melalui jalur “+” output kunci kontak —
kunci kontak terhubung dengan jalur “+” aki dijembatani dengan fuse 10A. Jadi fungsi monitoring hanya akan bekerja jika kontak pada posisi ON.
Sementara lampu mengambil suplai listrik dari aki melalui jalur output kunci kontak. Dengan begitu lampu hanya bisa dinyalakan jika kunci kontak pada posisi ON. Itulah kenapa jalur kabel kuning tadi kita jumper dengan kabel hitam dari output kunci kontak.
nah, sisa satu pin lagi … Inget kabel tambahan pada spul? Sekarang pasang kabel ini LANSUNG ke pin #5 regulator Tiger. Kalo nggak sampai, gunakan kabel tambahan.
Sudah terpasang semua? Sekarang coba hidupkan mesin motornya … Jangan memasang fuse aki (15A) atau kabel terminal “+” aki dahulu. Kita akan mencoba menyalakan mesin motor dan kelistrikannya hanya dari suplai regulator. Gunakan starter kaki (engkol), jangan menggunakan starter elektrik! Jika mesin bisa menyala, berarti regulator dalam kondisi baik. Sekarang ukur voltase output regulator. Set multimeter pada range 20VDC dan pasang
probe/tester multimeter pada kabel terminal “+” dan “-” aki. Dalam kondisi tanpa beban regulator Tiger bisa menyuplai hingga 14~15VDC (dengan asumsi kondisi langsam pada 1600RPM). Kemudian nyalakan headlamp, sein, klakson untuk memberi beban listrik. Semuanya harus menyala dengan baik. Oia, jangan menggeber gas terlalu tinggi. Cukup seperlunya saja (kira-kira setara dengan berjalan pada kecepatan 30~40 km/jam). Voltase output regulator nggak boleh melonjak naik terlalu jauh dari 15V, karena regulator ini memang membatasi output voltase maksimal 15V. Lebih dari itu berarti kemungkinan regulator error dan musti diganti. Dan pada kondisi terbeban, voltase output regulator juga nggak boleh kurang dari 12.8VDC. Jika itu terjadi, ada kemungkinan aki bakal tekor karena tidak terisi (
charge) dengan baik.
Selesai! Modifikasi fullwave udah berhasil
Oia, jalur lampu bisa juga langsung mengambil suplai dari aki. Tentu melalui relay yang di-
drive oleh jalur output kontak. Gunakan relay otomotif/mobil! Skema pemasangan secara lengkap bisa dilihat di bawah: